Senin, 14 Desember 2015

Permainan Sains dan Matematika untuk AUD



“Permainan Sains dan Matematika untuk AUD”


Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,,
Hai sobat, apa kabar ?? Semoga sobat semua dalam kondisi sehat ya,, mudah- mudahan teman- teman semua tidak pernah bosan mengunjungi blog saya ini,, :D
Pada kesempatan ini, saya akan membagikan informasi kepada sobat semua tentang “Permainan Kreatif dan Edukatif untuk AUD” (masih tentang Anak Usia Dini,, :D). Maka untuk para pendidik PAUD dan juga bagi para orang tua harus mengetahui hal tersebut dan terus memilah- milah jenis kegiatan bermain dan waktu yang tepat sesuai dengan tahap perkembangan anak, agar tidak salah dalam memilih permainan untuk anak.
Bermain itu penting bagi anak lho,, karena anak- anak usia dini mempunyai rasa ingin tahu yang sangat besar. Mereka sangat tertarik untuk mengenal dan mempelajari hal baru, apalagi permainan baru. Tentu yang dimaksud bermain disini adalah bermain yang mengandung fungsi edukatif, bukan bermain asal- asalan (yang penting anak senang dan tidak menangis).

Bagaimanakah caranya ?
Untuk melatih anak berpikir kreatif dan imajiantif dapat dilakukan melalui permainan- permainan yang menyenangkan. Hal ini juga berlaku dalam memberikan pelajaran Matematika sederhana dan Sains yang memerlukan konsentrasi tinggi, selain itu, kita juga harus kreatif dalam menampilkan alat peraga warna- warni untuk menarik minat anak.

Bermain untuk Anak Usia Dini (AUD)
Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan atau tanpa menggunakan alat, yang menghasilkan pengertian dan memberikan informsi, memberikan kesenangan maupun mengembangkan imajinasi anak. Jika kita benar- benar memahaminya maka pemahaman tersebut akan berdampak positif pada cara kita membantu proses belajar anak.
Bermain merupakan suatu kegiatan yang melekat pada duni anak. Bermain adalah kodrat anak. Solehuddin (1996) menyatakan bahwa “Pada intinya, bermain dapat dipandang sebagai suatu kegiatan yang bersifat volunter, spontan, terfokus pada proses memberi ganjaran secara intrinsik, menyenangkan dan fleksibel. Volunter dalam arti bermain dilakukan atas  dasar dan kemauan anak sendiri.
Bermain adalah kegiatan utama yang mulai tampak sejak bayi berusia tiga atau empat bulan. Kegiatan ini penting bagi perkembangan kognitif, sosial dan kepribadian anak. Selain itu, bermain juga memiliki fungsi emosional. Melalui bermain, anak merasakan berbagai pengalaman emosi yaitu senang, sedih, bergairah, keewa, bangga, marah dan sebagainya. Melalui bermain pula anak memahami kaitan antara dirinya dan lingkungan sosialnya, belajar bergaul dan memahami aturan ataupun tatatara pergaulan.

Manfaat Bermain Bagi Anak Usia Dini
a.      Bermain mempengaruhi perkembangan fisik anak
b.      Bermain dapat digunakan sebagai terapi
c.        Bermain meningkatkan pengetahuan anak
d.      Bermain melatih penglihatan dan pendengaran
e.       Bermain mempengaruhi perkembangan kreativitas anak
f.        Bermain mengembangkan tingkah laku sosial anak
g.       Bermain mempengaruhi nilai moral anak


Tahapan Perkembangan Bermain
Adapun tahapan perkembangan bermain menurut (Santrock, 1992) yaitu sebagai berikut :
a.      Tahap Eksplorasi
ð  Hingga bayi berusia sekitar 3 bulan, permainan mereka terutama terdiri dari melihat orang dan benda serta melakukan usaha acak untuk menggapai benda yang diacungkan dihadapannya. Selanjutnya mereka dapat mengendalikan tangan sehingga cukup memungkinkan bagi mereka untuk mengambil, memegang dan mempelajari benda kecil. Setelah mereka dapat merangkak atau berjalan, mulai memperhatikan apa saja yang berada dalam jarak pandangannya dan jangkauannya.


b.      Tahap Permainan
ð  Bermain menggunakan mainan dimulai pada tahun pertama dan mencapai puncaknya pada usia antara 5 dan 6 tahun. Pada mulanya anak hanya mengeksplorasi mainannya. Antara 2 dan 3 tahun, mereka membayangkan bahwa mainannya mempunyai sifat hidup, dapat bergerak, berbiara dan merasakan. Dengan semakin berkembangnya kecerdasan anak, mereka tidak lagi menganggap benda mati sebagai sesuatu yang hidup dan hal ini mengurangi minatnya pada barang mainan. Faktor lain yang mendorong penyusutan minat dengan barang mainan ini adalah bahwa permainan itu sifatnya menyendiri sedangkan mereka menginginkan teman. Setelah masuk sekolah, kebanyakan anak menganggap bermain barang mainan sebagai “permainan bayi”.

c.        Tahap Bermain
ð  Setelah masuk sekolah, jenis permainan mereka sangat beragam. Semula, mereka meneruskan bermain dengan barang mainan, terutama bila sendirian, selain itu mereka merasa tertarik dengan permainan, olah raga, hobi dan bentuk permainan matang lainnya.

d.      Tahap Melamun
ð  Semakin mendekati masa puber, mereka mulai kehilangan minat dalam permainan yang sebelumnya disenangi dan banyak menghabiskan waktunya dengan melamun. Melamun, merupakan ciri khas anak remaja adalah saat berkorban, saat mereka mengganggap dirinya tidak diperlukan dengan baik dan tidak dimengerti oleh siapapun.

Belajar Sains dan Matematika di Usia Dini
      a.    Sains di Usia Dini
ð  Anak dapat belajar apa saja sejak dini termasuk belajar sains. Belajar sains sejak dini dimulai dengan memperkenalkan alam dan lingkungan. Hal tersebut akan memperkaya pengalaman anak.
ð  Anak yang banyak bersentuhan dengan alam akan lebih baik dalam memaknai dunia mereka sehingga anak perlu mendapatkan kesempatan berinteraksi dengan lingkungan mereka yang akan membuat mereka secara aktif terus menerus mendapatkan pengetahuan.
ð  Mengenalkan sains sejak usia dini untuk menumbuhkan kesadaran terhadap lingkungan sangat penting. Anak akan terus memiliki rasa ingin tahu dan mengeksplorasi lingkungannya. Sifat ingin tahu merupakan dasar bagi anak untuk berpikir ilmiah.

      b.    Matematika di Usia Dini
ð  Matematika adalah sesuatu yang berkaitan dengan ide- ide / konsep- konsep abstrak yang tersusun secara hierarkis melalui penalaran yang bersifat deduktif. Matematika di PAUD adalah kegiatan belajar tentang konsep matematika melalui aktivitas bermain dalam kehidupan sehari- hari dan bersifat ilmiah.
ð  Manfaat memperkenalkan matematika pada anak usia dini adalah menuntun anak belajar berdasarkan konsep matematika yang benar, menghindari ketakutan matematika sejak awal dan membantu anak belajar matematika secara alami melalui kegiatan bermain.

Contoh Permainan Sains dan Matematika untuk AUD
      a.    Memancing Ikan
-         Deskripsi
ð  Ajarkan anak untuk memancing ikan dan biarkan dia memancing sepuasnya. Setelah selesai, mintalah dia menunjukkan ikan yang ditangkap dan pilah- pilah sesuai warnanya. Misal merah, kuning, ungu dan biru.
-         Tujuan
ð  Anak- anak tentunya suka memancing apalagi anak laki- laki. Permainan ini akan membuat anak tertarik. Permainan memancing ikan mengajarkan kepada anak untuk berkonsentrasi.
-         Prosedur
ð  Siapkan penggaris pendek dari kayu, magnet bentuk U, karton warna- warni, tali, klip kertas dan gunting.
ð  Potong karton membentuk macam- macam ikan dengan berbagai ukuran ada yang besar, ada yang kecil, ada yang merah, biru dan sebagainya.
ð  Selipkan klip kertas di mulut ikan. Ikatkan tali ke ujung penggaris. Ikatkan ujung tali yang satunya lagi dengan magnet.
-         Pembahasan
ð  Selain melatih kesabaran anak, permainan ini dapat digunakan sebagai alat untuk mengajarkan konsep penambahan dan pengurangan. Caranya adalah dengan menghitung jumlah ikan yang berhasil ditangkap. Konsep penambahan dan pengurangan sederhana dapat diajarkan. Anak pun dapat menunjukkan ikan terbesar dan ikan terkecil.

       b.    Tongkat Berbicara
-         Deskripsi
ð  Anak berbaris berjajar sebanyak 3-5 orang. Guru berdiri di depan mereka sambil membawa tongkat yang telah dihias lucu. Anak- anak bersiap untuk bercerita apapun jika tongkat diberikan kepadanya.
-         Tujuan
ð  Anak dilatih untuk mengungkapkan apa yang inginkan dengan bercerita di hadapan teman- temannya. Dengan demikian diharapkan anak berani mengungkapkan perasaannya. Anak juga diajarkan mendengarkan orang lain, membiarkan orang lain selesai berbicara dan bebicara sesuai gilirannya.
-         Prosedur
ð  Guru memberikan tongkat yang telah dihias lucu kemudian diberikan kepada anak yang ingin berbicara. Anak lain menunggu giliran dan mendengarkan. Anak yang memegang tongkat dapat bebicara singkat, jelas, beraturan dan jujur.
-         Pembahasan
ð  Dengan permainan ini kesabaran anak dilatih yaitu untuk menunggu giliran berbicara dan mendengarkan pembeicaraan anak lain / guru terlebih dahulu.
-         Variasi Permainan
ð  Tongkat bisa diganti dengan bola.

       c.      Berhitung dengan Lagu
-         Deskripsi
ð  Berhitung juga bisa dilakukan dengan lagu / syair berirama untuk mempelajari berbagai tema dengan muatan dasar berhitung. Aktivitas ini dapat dilakukan sambil memperagakan jari sesuai dengan bilangan yang dinyanyikan.
-         Tujuan
ð  Membuat anak paham konsep bilangan dengan berfikir lebih abstrak.
-         Prosedur
ð  Menyanyi lagu “Dua Mata Saya”
Dua mata saya
Hidung saya satu
Dua kaki saya
Pakai sepata baru
Dua tangan saya
Yang kiri dan kanan
Satu mulut saya
Tidak berhenti makan

-         Pembahasan
ð  Berhitung sambil bernyanyi dan disertai gerakan jari memudahkan anak untuk memahami bilangan.
-         Variasi Permainan
ð  Lagu bisa diganti dengan lagu lain, misalnya sebagai berikut :
Satu satu aku sayang ibu
Dua dua juga sayang ayah
Tiga tiga sayang adik kakak
Satu dua tiga sayang semuanya

Sumber Rujukan
-    Triharso, Agung. 2013. Permainan Kreatif & Edukatif untuk Anak Usia Dini. Yogyakarta : ANDI